Monday, June 30, 2014

Uang panaik....



Sakralnya Perkawinan
Tulisan ini saya buat setelah saya ikut dengan tetta ke rangkaian acara khitbah atau lamaran. Saat itu pihak laki-laki membawa uang panaik ke pihak perempuan. Entah kenapa saya ingin ikut dengan tetta, yang jelas saya hanya ingin tahu bagaimana prosesi adat lamaran di kampung saya.
Di atas sebuah rumah kayu beberapa orang berkumpul dalam acara serah terima uang panaik tersebut. Acara tersebut dimulai dengan obrolan ringan tentang keadaan masing-masing, mulai dari keadaan kebun dan lain sebagainya. Setelah itu, beberapa orang mulai saling menyindir satu sama lain tentang maksud kedatangan pihak laki-laki. Entah apalah istilah sindiran tersebut dalam ilmu sastra. Yang jelas saya bisa paham bahwa acara ini begitu sakral.
Selang beberapa saat, perwakilan pihak laki-laki meminta piring kosong. Saya kira piring tersebut hendak dijadikan asbak seperti tetta yang lebih dulu meminta piring kosong. Sesaat kemudian seorang lelaki paruh baya (Cieee) mengeluarkan tiga ikat uang dengan pecahan lima puluh dan seratus ribu rupiah. Bapak paruh baya tersebut seperti mengucapkan do’a sebelum menyerahkan ke pihak perempuan dengan mengucapkan beberapa kalimat ijab. Dan setelah itu, saya kedapatan bagian penghitung uang. Nominalnya secara keseluruhan 23 juta rupiah dari 25 juta yang hendak dibawa ditambah beberapa kwintal beras.
Buset, mungkin seperti itulah kenapa perkawinan begitu sakral di kampung saya ini. 25 ditambah enam nol di belakangnya. Setelah itu, uang di simpan di atas ampang yang orang sekitar menyebutnya pa’dinging. Katanya supaya sejuk-sejuk, entahlah apa maksudnya. Obrolan kemudian dilanjutkan dengan hari pernikahan, mahar yang katanya emas yang seharga dengan emas senilai tanah satu are. Obrolan semakin hangat karena ditemani kopi panas dan baje’ (salah satu makanan khas daerah saya).
Dari rangkaian acara tersebut, dapat saya tarik kesimpulan bahwa, adat dan budaya Makassar yang sampai sekarang masih dipertahankan mengajarkan kita bahwa perkawinan ialah hal yang sakral dalam hidup setiap manusia. Tentu hal ini bisa kita terima sebagai makhluk beragama ketika Bu Daya itu sejalan Pa Daya (agama).

Thursday, June 12, 2014

Prabowo VS Jokowi



PRABOWO VS JOKOWI
Beberapa hari yang lalu, pikiran kita tertuju kepada agenda KPU (komisi Pemilihan Umum) yaitu debat cawapres dan capres Indonesia. Agenda ini tidak lain dan tak bukan menyampaikan visi misi mereka serta untuk meyakinkan masyarakat akan pilihannya.
Dua kandidat pun menyampaikan pandangannya tentang Indonesia yang lebih baik. Sehingga tak salah dalam pikiran kami muncul Indonesia yang ideal. Indonesia tanpa korupsi, Indonesia tanpa konflik SARA, dan masalah-masalah lain yang selama ini melilit kita dan bangsa ini.
Pemilihan presiden kali ini sangat unik.  Hanya ada dua kandidat, hingga mau tidak mau satu pasangan di antara mereka akan tertawa di atas penderitaan kandidat lain(semoga tidak berlebih). Ibarat pertandingan final dengan satu leg, tentu akan sangat menegangkan.
Selain itu, kandidat ini bagi saya cukup mumpuni dan cocok dengan kondisi Indonesia saat ini. Dua capres dengan latar belakang berbeda sangat cocok dengan apa yang dibutuhkan rakyat Indonesia. Hal ini tentu akan lebih indah jika kita menafikan sejenak apa yang telah dilakukan kandidat kita. Karena jika tidak, sangat sulit kita melihat putih jika kita lebih banyak meluangkan waktu untuk melihat noktah hitam dari mereka. Apalagi yang banyak beredar hanya bualan belaka yang tidak didasari bukti yang otentik.
Prabowo dengan latar belakang TNI dan merupakan pemerhati pertanian dengan HKTI-nya tentu sangat cocok Indonesia saat ini. Indonesia yang kian hari mulai dianggap remeh di bidang pertahanan diharapkan mampu tertutupi dengan pengalaman yang dimiliki oleh Prabowo. Hal ini bukan tanpa alasan. Batas teritorial yang sering dilanggar, pesawat tempur yang kadang jatuh sebelum beraksi, pembobolan situs-situs negara merupakan pukulan telak akan lemahnya pertahanan kita di bidang keamanan.
Selain itu, sebagian besar rakyat Indonesia adalah seorang petani. Semoga dengan terpilihnya Prabowo bisa membawa angin segar bagi ketahanan pangan negara kita. Sehingga bangsa kita bisa lebih makmur dan sejahtera.
Jokowi pun ibarat juru selamat bagi bangsa kita. Kepercayaan masyarakat yang kian hari tergerus seiring dengan munculnya kasus-kasus korupsi ke permukaan. Gaya blusukannya sangat pas untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Gaya plesirannya ke pelosok bisa mengobati kerinduan masyarakat terhadap pemerintahnya yang mungkin selama ini dipisahkan oleh jurang yang sangat dalam.
Dua kandidat kita juga dibelakangi oleh dua sosok dengan latar belakang ekonomi. Kolaborasi yang sangat pas untuk menatap pasar bebas di tahun 2015. Sehingga Indonesia tak hanya menjadi negara yang kuat lagi makmur, namun mampu bertahan dalam badai persaingan yang sangat ketat.
Akhirnya siapapun yang terpilih di antara mereka tidak sekedar memberikan harapan palsu. Pagi berjanji, namun petang belum datang janjinya telah mereka lupakan entah kenapa. Dan yang belum sempat menduduki kursi nomor satu negara ini, kita berharap agar turut serta membangun bangsa ini. Serta gagasan-gagasan positif mereka tetap diwujudkan. Dengan begitu Indonesia yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur tidak akan menjadi mimpi di siang bolong. 
Sumber gambar: www.metrosulteng.com

Wednesday, June 11, 2014

Aku, Kamu, dan Kisah Ini



Perjalanan Waktu
Kutulis sajak ini untuk diriku
Sedang kukenang masa indahku,
Kukenang pula kebodohanku atau mungkin tidak.
Delapan tahun masa telah membawa kita
Memperkenalkan sebuah tantangan kepada kita
Membawa kita kepada sebuah titik yang lebih terang
Atau mungkin gelap

Delapan tahun telah berlalu di saat kumulai mengenalimu
Mengenal dirimu dengan segala kepolosanmu
Mengenal dirimu dengan segala cerita lucumu
Mengenalmu, mengenalmu, mengenalmu

Delapan tahun masa telah membawa kita
Dan masa telah membawamu ke sosok yang lain
Sosok yang makin kukenali atau mungkin kau telah berganti
Berganti dari dirimu yang dulu.

Kaulah melati dengan wangi semerbak itu,
Pesonamu cukup mematahkan pandanganku dengan
Sekuntum bunga mawar dengan duri di tangkainya
Kaulah melati itu dengan segenap kesederhanaan.

Ingatkah kau, ketika kukatakan padamu
Aku hanyalah ilalang di tepai jurang
Sendiri dalam kesepian, sunyi dan senyap
Tahukah kau di saat kuberucap
Aku merindukanmu di kala malam menjemput
Ah, mungkin ruang rasaku mulai terusik.

Di saat masa semakin jauh membawa kita
Kurubah keterpaksaan ini kepadamu
Aku semakin merindukanmu dalam malam-malam panjang ini
Kuingin kau menyertaiku dalam tapa cintaku
Agar aku bisa menyentuh hatimu meski hanya sekeping
Agar aku bisa ada untukmu.

Ingatkah kau dengan senja di tepi danau, Ingatkah kau dengan hidangan yang kita telah nikmati
Ingatkah kau dengan tamasya kita
Kenangkanlah masa-masa indah kita
Yang tak seorang pun dapat menghapusnya
Tidak juga aku

Masa telah membawa kita semakin jauh
Bahkan terkadang kita terpisah dengan dimensi ruang dan waktu
Bahkan terkadang hiruk pikuk perkotaan membuat aku alpa akan dirimu
Itu yang kau ucap.

Entah aku salah telah menaruh rasa kepadamu
Dan mengajakmu untuk semakin jauh menyelami rasa ini
Dan ketika sebuah lamunan terkadang mengganggu pikiranmu
Membawamu keluar dari tapa cinta kita
Dan titik terang yang akan kita tuju semakin redup
Mungkin engkau sudah mencapai langit kesempurnaanmu
Alam telah menerbangkanmu membumbung tinggi menjejaki langit
Sedang aku seperti orang-orangan sawah yang hanya tertiup angin
Tak bisa berbuat untuk mengikutimu.

Alam telah mengikat kita, hanya kita
Rasa yang kita pancarkan mungkin dalam tingkat energi yang berbeda
Maka terbanglah engkau dan keluarlah dari tapa cintamu dan carilah dunia yang lebih terang
Dan jangan panggil sosok untuk mengganggu upacara perpisahan kita
Beranjaklah dari tapa cinta kita, hanya kita
Sedang aku tetap di sini, sedikit belajar untuk memanggilmu kembali
Tapi entahlah.....
Akhirnya, maafkanlah segala kebodohanku
Sungguminasa, 15 Februari 2014

Baca Juga

Cara Menghemat Data WhatsApp

Panduan WhatsApp   Cara Menghemat Data WhatsApp . Siapa sih yang tidak tau aplikasi chatting whatsApp? Aplikasi ini sudah tembus ha...